Perbedaan generasi selama empat dekade bukan menjadi penghalang bagi seorang ibu untuk mendukung hobi buah hati tercinta. Itu yang dilakukan Masyrikiah. Lewat sang anak, Pro Evolution Soccer (PES) bukan menjadi hal asing lagi baginya.
Ya, game sepak bola buatan Jepang itulah ‘pekerjaan’ lain dari sang anak. Rizky Faidan namanya. Bocah berusia 15 tahun asal Bandung itu dikenal sebagai pemain muda PES asal komunitas Aliban Wani Adu.Lewat kepiawaian Rizky menggiring bola di joystick, ia masuk dalam jajaran nama atlet andalan cabang olahraga elektronik (eSports) Indonesia. Pada Mei lalu, Rizky menjuarai Asian Games Qualifier, meski pada akhirnya batal mengikuti Asian Games 2018 karena belum cukup memenuhi syarat minimal 16 tahun.
Bersamaan dengan pengumuman itu, Rizky masih membuktikan diri sebagai juara di turnamen PES 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 15 Juli. Di tahun 2016, Rizky pun pernah mengukuhkan diri menjadi yang terbaik dan mewakili Indonesia di PES League Vietnam.Masyrikiah bangga. Di saat orang tua lain khawatir dengan kebiasaan bermain game, wanita kelahiran 2 Mei 1963 justru mendukung penuh hobi Rizky bermain sepak bola digital. Salah satu alasannya, Masyrikiah tak ingin Rizky berbohong.
“Dia awalnya tidak bilang main PlayStation (PS), tapi saya pikir aneh kenapa kalau main (keluar rumah) sampai malam terus. Akhirnya ada saudara lapor kalau Rizky main PS,” ungkap Masyrikiah.
“Saya sih daripada Rizky bohong, saya izinkan saja asalkan dia tahu waktu dan tidak lupa salat dan sekolah. Saya tidak omelin, biar saja yang penting salat kewajiban dijalani,” imbuhnya.
Kecintaan Rizky terhadap Si Kulit Bundar pun tidak datang tiba-tiba. Ada sosok Almarhum Taryana, suami Masyrikiah, yang kerap mengajak Rizky dan kakak-kakaknya untuk menonton pertandingan Persib, klub sepak bola kebanggaan warga Bandung.Bahkan, Rizky sempat mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun, hal itu tak bertahan lama. Masyrikiah mengaku kesulitan karena lelah harus mengantar Rizky berlatih ke tempat yang cukup jauh dari rumah mereka.
Jadi, hobi bola sang anak berpindah ke layar digital. Bersama kakak laki-lakinya, Rizky sering bermain game di rumah setiap akhir pekan. Hingga kini, PES pun masih menjadi favorit sang anak.
“Dulu ayahnya Bobotoh banget, di mana pun Persib bertanding anak-anaknya suka diajak menonton. Kalau PS di rumah memang ada, saya juga pernah diajak main, tapi kalah terus dan Rizky suka ejek saya hahaha,” ucap Masyrikiah.
“Tapi tetap kalau bermain, saya tekankan kalau besoknya libur baru boleh. Sehari-hari Rizky juga tidak ke mana-mana. Dia pulang sekolah ke rumah langsung tidur, main handphone, biasalah,” imbuhnya.
Nah, setujukah Masyrikiah jika Rizky yang kini masih duduk di bangku SMA itu ingin menjadi gamer profesional? Dengan bijak, ibu lima anak itu akan menyerahkan segala keputusan kepada sang anak, termasuk menyoal Asian Games 2022 ketika eSports resmi dipertandingkan.
Untuk masa depan Rizky, Masyrikiah mengaku hanya bisa mengawal lewat doa dan tekadnya mengantarkan Rizky mengenyam kuliah akan terus dijaga hingga terpenuhi pada saatnya.
“Saya tidak bisa memilih nasib, segala sesuatu kembali ke Allah. Apa pun yang terbaiklah. Yang pasti sekolah nomor satu, saya selalu tekankan itu dan pernah marahin Rizky.”
“Mama bangga adik jadi pemain PES terbaik, tapi mama lebih bangga adik sukses sekolah. Insya Allah mama sanggup usahain adik sampai S1,” ucap Masyrikiah menirukan perkataannya dulu.
Namun, kemarahan itu tak sedikit pun mengurangi kebanggaannya kepada Rizky. Termasuk pihak SMAN 16 Bandung yang juga mendukung kegiatan turnamen eSports sang anak.
“Kalau ikut turnamen juga jadi kebanggaan pribadi buat sekolah kata wali kelas Rizky. Saya juga bilang iri karena belum pernah ke Malaysia dan Vietnam, saya bercanda minta ikut setiap dia ke luar negeri, tapi Rizky malu-malu.”
“Selama ini uang saku ke luar negeri dari komunitasnya. Saya tidak mengeluarkan uang, hanya mengurus paspor. Rizky juga penurut, kalau pergi-pergi saya bawain sajadah atau dia bawa sendiri. Sebelum tanding saya selalu pesan jangan lupa berdoa. Mama selalu doakan agar adik lancar dan juara, jangan lupa solat.”
Menjaga Rizky seorang diri sejak 2014, Masyrikiah kini berjanji akan selalu mendukung aktivitas Rizky bersama komunitas PES. Terakhir, dari prestasi Rizky, satu yang paling menggetarkan raga Masyrikiah adalah ketika sang anak memberikan uang tunai dari hadiah yang didapatnya.
“Ada rasa haru dan sedih. Bahagia juga, campur semua. Kadang saya menangis juga ingat suami, Ya Allah si adik (Rizky) bisa bantu,” ucapnya lirih.
“Memang hadiahnya membantu sekali kalau ada kebutuhan yang tidak terduga. Tapi sudah saya suruh tabung agar Rizky punya pegangan uang,” pungkas Masyrikiah.